Pentingnya Bermain bagi Anak pada Pembelajaran di PAUD-RA/TK
Wednesday, May 24, 2017
Add Comment
Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc! Made your link safe to visit.
Arti Bermain Bagi Anak
Anak
tidak bisa dipisahkan dengan dunianya yaitu bermain. Walaupun banyak
orang tua yang menganggap bahwa bermain itu membuang waktu saja, lebih
baik belajar yang serius atau membantu orang tua. Anak-anak yang berumur
2 – 7 tahun sangat menyenangi permainan yang dilakukan secara
berulang-ulang. Seperti pendapat Piaget, bermain merupakan respon-respon
yang secara murni berulang-ulang untuk kepuasan fungsional. Hal
tersebut mengisyaratkan bahwa bagi anak merupakan kegiatan yang serius
yang mengasyikkan. Melalui aktivitas bermain, berbagai pekerjaan anak
dapat terwujud. Cony Semiawan menyatakan bermain bagi anak merupakan
salah satu alat yang menjadi latihan dalam pertumbuhannya dan sebagai
medium di mana anak mencobakan sendiri, bukan saja dalam fantasinya
tetapi benar nyata secara aktif. Bermain bagi anak mempunyai nilai dan
ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian bermain mempunyai arti, yaitu: setiap pengalaman bermain
mempunyai unsur risiko, terdapatnya unsur pengulangan, anak dapat
menyatakan kebutuhannya tanpa rasa dihukum, dapat menyatakan
perkembangan sosial emosinya.
Manfaat Bermain dan Perkembangan Anak
Manfaat bermain bagi anak-anak sangat besar. Para ahli menyatakan manfaat bermain bagi anak, yaitu:
- Perkembangan jasmani, aktivitas bermain sangat berguna bagi perkembangan otot-otot tubuhnya, melalui gerakan morok kasar maupun motorik halus;
- Bermain merupakan pendorong untuk berkomunikasi, bentuk bermain dengan orang lain, anak selalu belajar berkomunikasi dengan orang lain dan dapat memahami orang lain yang selanjutnya mereka harus mengerti tentang apa yang orang lain komunikasikan;
- Bermain merupakan jalan keluar bagi emosi yang terpendam, pembebasan ketegangan akibat tekanan dan pembatasan tempat lingkungan pada perbuatan mereka;
- Bermain merupakan sumber belajar, memberikan kesempatan pada anak untuk mempelajari sesuatu, misalnya dengan buku-buku, menjelajahi lingkungan dan sebagainya;
- Bermain merupakan stimulan terhadap kreativitas, dalam bermain anak mencoba-coba, menemukan, mencipta sesuatu yang baru dan berbeda dan dapat menyenagkan hatinya;
- Bermain itu menyebabkan anak belajar hidup secara sosial, belajar memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan bermain dengan kawan sebayanya;
- Bermain memberikan sifat-sifat dan keprbadian ynag lebih baik, karena anak-anak belajar menjadi kooperatif , murah hati, penuh kepercayaan dan menjadi anak yang menyenangkan;
- Bermain mengembangkan nilai-nilai moral, karena dalam bermain ada aturan-aturan yang ditaati bersama.
Betapa
bahagianya jika guru di PAUD-RA/TK dan orang tua selalu mengarahkan
anaknya bermain yang baik, bermakna. Bermain yang baik tidak syarat
dengan alat permainan yang mahal, tapi misalnya dengan permainan
gobak sodor, engklek merupakan permaian sederhana namun dapat
mengembangkan motorik, bahasa, sosial emosi, intra dan inter personal
serta perkembangan kecerdasannya.
Belajar melalui Bermain
Dengan
memahami arti bermain bagi anak, maka bermain merupakan suatu
kebutuhan. Merancang pembelajaran melalui bermain pada PAUD - RA menjadi
sebuah keharusan, tentunya tidak meninggalkan rambu-rambu penacapain
perkembangan sesuai umurnya. Berdasarkan pengamatan penulis pada proses
pembelajaran di PAUD-RA/TK, banyak fenomena yang di lakukan oleh guru
dalam pembelajarannya masih konvensional belum membiasakan sesuai aturan
regulasi maupun karakteristik pencapaian perkembangan. Kepribadian,
gaya, teknik pembelajaran dengan selera gurunya masih cukup dominan,
pola-pola bermain hanya di out door, itu saja tanpa pengawasan dan
pencatatan perkembangan, di kelas layaknya anak di usia MI/SD sidikit
sekali pola permainannya. Banyak orang tua, guru bangga anak umur 2-7
tahun sudah pintar membaca dan menulis, juara kelas, anak dipacu
belajar-belajar dan terus belajar supaya menjadi pintar dan juara. hal
itu sah-sah saja, namun penting diingat apakah pola pembelajarannya
sudah sesuai dengan tahapan perkembangan dan pola bermain?. Hasil
penelitian oleh para ahli, bahwa anak-anak pintar di usia PAUD - RA/TK
mungkin pintar, namun ternyata makin lama makin bertambahnya umur anak
makin kurang pintar dan tidak mau belajar. Sedangkan mereka yang
kebutuhan bermainnya terpenuhi, makin tumbuh dengan memiliki
keterampilan mental yang lebih tinggi dan terus berlatih meningkatkan
dirinya mencapai kemajuan sesuai tingkat perkembangannya. Oleh karena
itu sangat penting untuk diketahui bahwa dalam proses pencapaian
perkembangan jika ada kebutuhan yang tidak terpenuhi maka akan berdampak
kurang baik dan bermasalah. Menurut Cony Semiawan, ada satu tahap
perkembangan yang berfungsi kurang baik dan ini tidak akan terlihat
secara nyata segera, melainkan baru terlihat kelak bila menjadi remaja.
Berkaitan dengan masalah tersebut ada 2 hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
- Perkembangan kognitif anak pada usia ini menunjukkan pada taraf pra-operasional sampai pada operasi konkrit. Ciri-ciri perkembangan yang ditandai, adalah perkembangan bahasa dan kemampuan berfikir memecahkan persoalan dengan menggunakan lambang tertentu. Anak makin memasuki perkembangan operasi konkrit maka akan makin mampu berpikir logis, yang kemudian secara bertahap memasuki fase operasi formal.
- Berkaitan dengan fungsi otak, seperti kita ketahui belahan otak ada kiri dan kanan, yang memiliki fungsi berbeda-beda. Belahan otak kiri memiliki fungsi, ciri merespon untuk berfikir logis, teratur dan linier. Sedangkan belahan otak kanan terutama dikembangkan untuk mampu berfikir holistik, imajinatif dan kreatif.
Jadi
belajar melalui bermain bagi anak umur kurang lebih 4-7 tahun adalah
suatu conditio sine qua non, bila mau tumbuh secara sehat mental dan
bahkan sampai dengan usia 13-14 tahun bermain adalah penting bagi anak.
Belajar formal itu penting pada usia dini, namun jika pola-pola bermain
dalam belajar ditinggalkan maka beraikbat otak kanan yang berfungsi
kreatifitas dan permainan menjadi terabaikan.
Ruang kelas berbicara dan menyengkan
Untuk
mendukung belajar melalui bermain pada anak PAUD-RA/TK, maka seting
ruang kelas kaya dengan alat permainan dan display dan ruang yang cukup
untuk gerak anak sebagai pemenuhan perkembangan motorik. Ketika masuk di
lingkungan belajar, sebenarnya kita memasuki sebuah ruangan yang sering
kita sebut dengan kelas. Ruang kelas untuk belajar anak sebenarnya
tidak dibatasi ukuran tembok, 7x7 atau 8x8 saja, namun menjadi lebih
luas jika kelas belajar dapat di lakukan di bawah pohon yang rindang,
di sawung, di mana anak-anak merasa nyaman dan dapat belajar secara
leluasa dengan baik.
Persepsi
ruang kelas menurut Lao-Tzu bukanlah sebidang tanah yang dibatasi
dinding dan atap, melainkan tempat beraktivitas dan tak ada ukuran
tertentu untuk menentukan ruang itu. Bayangkan jika konsep tersebut
diterapkan, maka sebuah tema yang diajarkan menjadi kontektual, misalnya
tema tanaman, sub tema apotik hidup maka anak benar-benar akan
mengetahui secara langsung, konkrit. Anak dapat melihat, memegang,
mencium, bahkan mengolahnya sebagai ramuan obat. Ketika seorang guru
mengajarkan tema tanaman, maka aneka tanaman apotik hidup menjadi
sekolah yang asli, ruang belajarnya adalah kebun dan tanaman apotik
hidup.
Hal
tersebut seiring dengan pendapatnya Munif Chotib, bahwa lingkungan
belajar adalah termasuk lingkungan fisik, yaitu segala sesuatu yang ada
di sekitar kita yang dapat dirasakan oleh panca indera: dilihat,
didengar, atau dicium. Hal tersebut berarti lingkungan fisik belajar
harus dapat memenuhi kebutuhan dan memuaskan panca indra. Suasana kelas
sangat mempengaruhi hasil sebuah proses belajar. Kelas itu berbicara,
gambar-gambar yang sesuai dengan tema yang akan diajarkan membuat selera
tumbuh untuk belajar. Jika lingkungan belajar tidak ada gambar dan
tulisan, maka mata tidak terpuaskan untuk belajar. Jika tidk terdengar
aluanan nada, suara yang memotivasi, menyejukkan hati, maka telinga
tidak terpuaskan untuk belajar. Demikian juga jika udara pengap tidak
ada sirkulasi yang baik, maka hidung akan mencium aroma yang mengganggu
belajar.
Kita
dapat membedakan anak yang sekolah dengan kelas yang terkotak-kotak
banyak bangku yang ditata konvensional dan sempit untuk gerak bermain
in-door serta ruang bermain outdoor yang terbatas, dengan sekolah yang
mempunyai halaman luas dengan sentuhan kesegaran aneka tanaman bunga,
buah , warung hidup, apotik hidup dan kolam yang kecil, tentunya akan
berbeda proses dan hasil pembelajarannya. Lingkungan yang sempit dan
terbatas bukan berarti tidak nyaman, kebersihan, sirkulasi udara yang
baik, kerapihan, keindahan keberadaan pot-pot kecil, perpaduan warna cat
tembok yang bermakna, keserasian dan penataan, kantin yang sehat,
sentuhan nilai-nilai religius melalui gambar atau simbol-simbol yang
menyejukkan mengandung pesan moral, yang semua itu dapat memberi
stimulasi terhadap kepuasan dan kenyamana panca indra anak.
Mengkondisikan ruang kelas menjadi lingkungan belajar yang berbicara dan
menyenangkan akan menciptakan krativitas baik pada guru maupun
anak-anak, maka pencapaian perkembangan akan menjadi optimal. Menjadi
sekolah PAUD-RA/TK yang small is beautiful.
Kesimpulan
Anak
dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, minat dan permainan anak
selalu terkait. Bermain merupakan dunia anak untuk menjelajahi dari yang
tidak dikenali, sampai pada yang diketahuinya dan dari yang tidak dapat
diperbuatnya sampai mampu melakukannya. Dengan demikian dibutuhkan
ruang kelas apapun bentuknya yang penting ruang yang berbicara dan
menggiring anak untuk mampu berfikir, berimajinasi dan berkresi.
Jadikanlah ruang kelas yang berbicara, ruang kelas itu seperti rumah
tempat aktivitas, bukan tekanan yang menjadikan anak penakut dan tidak
mandiri. Oleh karena itu seorang guru adalah disainer interior, model,
dan teladan bagi anak-anak dan lingkungannya, sehingga mampu mewujudkan
minat, bakat anak lebih berkembang dengan optimal sesuai tingkat
perkembangannya. []
Link will be apear in 15 seconds.
Well done! you have successfully gained access to Decrypted Link.
0 Response to "Pentingnya Bermain bagi Anak pada Pembelajaran di PAUD-RA/TK"
Post a Comment