Pentingnya Bermain bagi Anak pada Pembelajaran di PAUD-RA/TK

Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc! Made your link safe to visit.

 

Arti Bermain Bagi Anak

Anak tidak bisa dipisahkan dengan dunianya yaitu bermain. Walaupun banyak orang tua yang menganggap bahwa bermain itu membuang waktu saja, lebih baik belajar yang serius atau membantu orang tua. Anak-anak yang berumur 2 – 7 tahun sangat menyenangi permainan yang dilakukan secara berulang-ulang. Seperti pendapat Piaget, bermain merupakan respon-respon yang secara murni berulang-ulang untuk kepuasan fungsional. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa bagi anak merupakan kegiatan yang serius  yang mengasyikkan. Melalui aktivitas bermain, berbagai pekerjaan anak dapat terwujud. Cony Semiawan menyatakan bermain bagi anak merupakan salah satu alat yang menjadi latihan dalam pertumbuhannya dan sebagai medium di mana anak mencobakan sendiri, bukan saja dalam fantasinya tetapi benar nyata secara aktif. Bermain bagi anak mempunyai nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian bermain mempunyai arti, yaitu: setiap pengalaman bermain mempunyai unsur risiko, terdapatnya unsur pengulangan, anak dapat menyatakan kebutuhannya tanpa rasa dihukum, dapat menyatakan perkembangan sosial emosinya.
Manfaat Bermain dan Perkembangan Anak
Manfaat bermain bagi anak-anak sangat besar. Para ahli menyatakan  manfaat bermain bagi anak, yaitu:
  1. Perkembangan jasmani, aktivitas bermain sangat berguna bagi perkembangan otot-otot tubuhnya, melalui gerakan morok kasar maupun motorik halus;
  2. Bermain merupakan pendorong untuk berkomunikasi, bentuk bermain dengan orang lain, anak selalu belajar berkomunikasi dengan orang lain dan dapat memahami orang lain yang selanjutnya mereka harus mengerti tentang apa yang orang lain komunikasikan;
  3. Bermain merupakan jalan keluar bagi emosi yang terpendam, pembebasan ketegangan akibat tekanan dan pembatasan tempat lingkungan pada perbuatan mereka;
  4. Bermain merupakan sumber belajar, memberikan kesempatan pada anak untuk mempelajari sesuatu, misalnya dengan buku-buku, menjelajahi lingkungan dan sebagainya;
  5. Bermain merupakan stimulan terhadap kreativitas, dalam bermain anak mencoba-coba, menemukan, mencipta sesuatu yang baru dan berbeda dan dapat menyenagkan hatinya;
  6. Bermain itu menyebabkan anak belajar hidup secara sosial, belajar memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan bermain dengan kawan sebayanya;
  7. Bermain memberikan sifat-sifat dan keprbadian ynag lebih baik, karena anak-anak belajar menjadi kooperatif , murah hati, penuh kepercayaan dan menjadi anak yang menyenangkan;
  8. Bermain mengembangkan nilai-nilai moral, karena dalam bermain ada aturan-aturan yang ditaati bersama.
Betapa bahagianya jika guru di PAUD-RA/TK dan orang tua selalu mengarahkan anaknya bermain yang baik, bermakna. Bermain yang baik tidak syarat   dengan alat permainan yang mahal,   tapi misalnya dengan permainan gobak sodor, engklek merupakan permaian sederhana namun dapat mengembangkan motorik, bahasa, sosial emosi, intra dan inter personal serta perkembangan kecerdasannya.
Belajar melalui Bermain
Dengan memahami arti bermain bagi anak, maka bermain merupakan suatu kebutuhan. Merancang pembelajaran melalui bermain pada PAUD - RA menjadi sebuah keharusan, tentunya tidak meninggalkan rambu-rambu penacapain perkembangan sesuai umurnya. Berdasarkan pengamatan penulis pada proses pembelajaran di PAUD-RA/TK, banyak fenomena yang di lakukan oleh guru dalam pembelajarannya masih konvensional belum membiasakan sesuai aturan regulasi maupun karakteristik pencapaian perkembangan.  Kepribadian, gaya, teknik pembelajaran dengan selera gurunya masih cukup dominan, pola-pola bermain hanya di out door, itu saja tanpa pengawasan dan pencatatan perkembangan, di kelas layaknya anak di usia MI/SD sidikit sekali pola permainannya. Banyak orang tua, guru bangga anak umur 2-7 tahun sudah pintar membaca dan menulis, juara kelas, anak dipacu belajar-belajar dan terus belajar supaya menjadi pintar dan juara. hal itu sah-sah saja, namun penting diingat apakah pola pembelajarannya sudah sesuai dengan tahapan perkembangan dan pola bermain?. Hasil penelitian oleh para ahli, bahwa anak-anak pintar di usia PAUD - RA/TK mungkin pintar, namun ternyata makin lama makin bertambahnya umur anak makin kurang pintar dan tidak mau belajar. Sedangkan mereka yang kebutuhan bermainnya terpenuhi, makin tumbuh dengan memiliki keterampilan mental yang lebih tinggi dan terus berlatih meningkatkan dirinya mencapai kemajuan sesuai tingkat perkembangannya. Oleh karena itu sangat penting untuk  diketahui bahwa dalam proses pencapaian perkembangan jika ada kebutuhan yang tidak terpenuhi maka akan berdampak kurang baik dan bermasalah.  Menurut Cony Semiawan, ada satu tahap perkembangan yang berfungsi kurang baik dan ini tidak akan terlihat secara nyata segera, melainkan baru terlihat kelak bila menjadi remaja. Berkaitan dengan masalah tersebut ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 
  1. Perkembangan kognitif anak pada usia ini menunjukkan pada taraf pra-operasional sampai pada operasi konkrit. Ciri-ciri perkembangan yang ditandai, adalah perkembangan bahasa dan kemampuan berfikir memecahkan persoalan dengan menggunakan lambang tertentu. Anak makin memasuki perkembangan operasi konkrit maka akan makin mampu berpikir logis, yang kemudian secara bertahap memasuki fase operasi formal.
  2. Berkaitan dengan fungsi otak, seperti kita ketahui belahan otak ada kiri dan kanan, yang memiliki fungsi  berbeda-beda. Belahan otak kiri memiliki fungsi, ciri merespon untuk berfikir logis, teratur dan linier. Sedangkan belahan otak kanan terutama dikembangkan untuk mampu berfikir holistik, imajinatif dan kreatif.
Jadi belajar melalui bermain bagi anak umur kurang lebih 4-7 tahun adalah suatu conditio sine qua non, bila mau tumbuh secara sehat mental dan bahkan sampai dengan usia 13-14 tahun bermain adalah penting bagi anak. Belajar formal itu penting pada usia dini, namun jika pola-pola bermain dalam belajar ditinggalkan maka beraikbat otak kanan yang berfungsi kreatifitas dan permainan menjadi terabaikan.
Ruang kelas berbicara dan menyengkan
Untuk mendukung belajar melalui bermain pada anak PAUD-RA/TK, maka seting ruang kelas kaya dengan alat permainan dan display dan ruang yang cukup untuk gerak anak sebagai pemenuhan perkembangan motorik. Ketika masuk di lingkungan belajar, sebenarnya kita memasuki sebuah ruangan yang sering kita sebut dengan kelas. Ruang kelas untuk belajar anak sebenarnya tidak dibatasi ukuran tembok, 7x7 atau 8x8 saja, namun menjadi lebih luas jika kelas belajar dapat  di lakukan di bawah pohon yang rindang, di sawung, di mana anak-anak merasa nyaman dan dapat belajar secara leluasa  dengan baik.
Persepsi ruang kelas menurut Lao-Tzu bukanlah sebidang tanah yang dibatasi dinding dan atap, melainkan tempat beraktivitas dan tak ada ukuran tertentu untuk menentukan ruang itu. Bayangkan jika konsep tersebut diterapkan, maka sebuah tema yang diajarkan menjadi kontektual, misalnya tema tanaman, sub tema apotik hidup maka anak benar-benar akan mengetahui secara langsung, konkrit. Anak dapat melihat, memegang, mencium, bahkan mengolahnya sebagai ramuan obat. Ketika seorang guru mengajarkan tema tanaman, maka aneka tanaman apotik hidup menjadi sekolah yang asli, ruang belajarnya adalah kebun dan tanaman apotik hidup.
Hal tersebut seiring dengan pendapatnya Munif Chotib, bahwa lingkungan belajar adalah termasuk lingkungan fisik, yaitu  segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang dapat dirasakan oleh panca indera: dilihat, didengar, atau dicium. Hal tersebut berarti lingkungan fisik belajar harus dapat memenuhi kebutuhan dan memuaskan panca indra. Suasana kelas sangat mempengaruhi hasil sebuah proses belajar. Kelas itu berbicara, gambar-gambar yang sesuai dengan tema yang akan diajarkan membuat selera tumbuh untuk belajar. Jika lingkungan belajar tidak ada gambar dan tulisan, maka mata tidak terpuaskan untuk belajar. Jika tidk terdengar aluanan nada, suara yang memotivasi, menyejukkan hati, maka telinga tidak terpuaskan untuk belajar. Demikian juga jika udara pengap tidak ada sirkulasi yang baik, maka hidung akan mencium aroma yang mengganggu belajar.
Kita dapat membedakan anak yang sekolah dengan kelas yang terkotak-kotak banyak bangku yang ditata konvensional dan sempit untuk gerak bermain in-door serta ruang bermain outdoor yang terbatas, dengan sekolah yang mempunyai halaman luas dengan sentuhan kesegaran aneka tanaman bunga, buah , warung hidup, apotik hidup dan kolam yang kecil, tentunya akan berbeda proses dan hasil pembelajarannya. Lingkungan yang sempit dan terbatas bukan berarti tidak nyaman, kebersihan, sirkulasi udara yang baik, kerapihan, keindahan keberadaan pot-pot kecil, perpaduan warna cat tembok yang bermakna, keserasian dan penataan, kantin yang sehat, sentuhan nilai-nilai religius melalui gambar atau simbol-simbol yang menyejukkan mengandung pesan moral, yang semua itu dapat memberi stimulasi terhadap kepuasan dan kenyamana panca indra anak. Mengkondisikan ruang kelas menjadi lingkungan belajar yang berbicara dan menyenangkan akan menciptakan krativitas baik pada guru maupun anak-anak, maka pencapaian perkembangan akan menjadi optimal.  Menjadi sekolah PAUD-RA/TK yang small is beautiful.
Kesimpulan
Anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, minat dan permainan anak selalu terkait. Bermain merupakan dunia anak untuk menjelajahi dari yang tidak dikenali, sampai pada yang diketahuinya dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukannya. Dengan demikian dibutuhkan ruang kelas apapun bentuknya yang penting ruang yang berbicara dan menggiring anak untuk mampu berfikir, berimajinasi dan berkresi. Jadikanlah ruang kelas yang berbicara, ruang kelas itu seperti rumah tempat aktivitas, bukan tekanan yang menjadikan anak penakut dan tidak mandiri. Oleh karena itu seorang guru adalah disainer interior, model, dan teladan bagi anak-anak dan lingkungannya, sehingga mampu mewujudkan minat, bakat anak lebih berkembang dengan optimal sesuai tingkat perkembangannya. []

0 Response to "Pentingnya Bermain bagi Anak pada Pembelajaran di PAUD-RA/TK"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel